Masih segar dalam ingatan saya ketika
pada tahun 2005 di sekolah saya mencoba komputer untuk yang pertama kali
di sekolah. Komputer ini berbasiskan microprocessor Intel 8086. Tidak
hanya lambat karena tidak mempunyai hardisk dan hanya mempunyai RAM
tidak lebih dari 64 KB, bahkan layar monitornya pun masih berwarna
hijau. Namun untuk seseorang yang baru pertama kali 'berkenalan" dengan
komputer, pada waktu itu hal ini sudah cukup untuk mengundang kekaguman
tersendiri bagi saya.
Untuk
menggunakan komputer ini, mempunyai sebuah disket DOS adalah merupakan
hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jika Anda sudah menyalakan
komputer, namun Anda belum memasukkan disket DOS untuk booting, maka
bersiap-siaplah untuk "berjumpa" program BASIC. Pada waktu itu BASIC
merupakan program yang sudah terpasang (built-in) pada setiap komputer 8088/8086 atau kompatibel dengan IBM PC.
Seiring
dengan perkembangan zaman, tanpa kita sadari sekarang kita hidup di
dalam dunia yang sedang mengalami proses revolusi penerapan teknologi
komputer yang disebut dengan compurization (komputerisasi).
Komputerisasi tidak hanya mempengaruhi Anda secara pribadi, tetapi juga
keluarga Anda, masyarakat, organisasi-organisasi dan hampir seluruh
aspek kehidupan manusia di dunia ini tidak luput dari sentuhan
komputerisasi.
Revolusi adalah
merupakan jalan hidup dalam dunia industri komputer. 20 tahun yang lalu,
komputer masih berupa mainframe sehingga harganya begitu mahal dan
berukuran sangat besar. Itulah zaman era keemasan komputer mainframe.
Hanya sedikit orang yang berkesempatan untuk bersentuhan dengan
teknologi komputer.
Revolusi Dunia Pemrograman
Pemrogram
pada komputer generasi pertama kebanyakan adalah adalah ahli teknik dan
ahli matematika yang tertarik menggunakan komputer untuk menyelesaikan
permasalahan di bidangnya. Program yang dibuat pada generasi ini
dilakukan dengan cara menghubungkan beberapa sirkuit di dalam komputer
atau membuat program dalam bahasa mesin yang disimpan di memori komputer
secara permanen. Biasanya program tersebut sifatnya unik untuk suatu
aplikasi tertentu dan bila akan digunakan untuk aplikasi yang lain,
terpaksa harus memprogram sirkuit kembali atau menulis kembali program
di dalam bahasa mesin.
Bahasa
pemrograman yang paling awal dirancang pada tahun 1950-an dan dibuat
semata-mata untuk memecahkan masalah matematika yang kompleks.
Bahasa-bahasa tersebut agak membingungkan bagi orang awam. Namun hal itu
bukanlah masalah berbesar, karena komputer hanya ditemukan di
lembaga-lembaga riset besar. Lambat laut tentunya orang sadar bahwa
teknologi komputer bisa berguna tidak hanya untuk melakukan perhitungan
matematika, namun bisa berguna untuk bidang yang lain. Maka komputer pun
mulai menjadi barang yang biasa ditemukan di lingkungan bisnis dan
universitas. Dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan komputer,
semakin banyak pula orang yang sadar bahwa bahasa pemrograman yang rumit
hanya akan menghambat perkembangan komputer itu sendiri.
Pada
tanggal 1 Mei 1964, penemu bahasa BASIC, yaitu Profesor John G. Kemeny
dan Thomas E. Kurtz di Dartmouth College di New Hampshire menjalankan
pertama kali program BASIC.
Bahasa
BASIC (Beginner's All-purpose Symbolic Instruction Code) merupakan
bahasa tingkat tinggi yang berbentuk interpreter, yang memungkinkan
untuk mengoperasikan komputer secara interaktif, program dapat ditulis,
dijalankan, diubah dan dijalankan lagi tanpa harus melalui tahap
kompilasi seperti pada bahasa tingkat tinggi lainnya yang berbentu compiler. Bahasa ini dirancang khusus untuk memudahkan tugas belajar memprogram.
Dalam
waktu kurang dari 2 dekade bahasa C telah berkembang dengan pesat,
tepatnya pada awal tahun 1970-an ketika Dennis Ritchie dari Bell
Laboratories mulai memperkenalkan bahasa C untuk digunakan dalam
lingkungan intern Bell Laboratories.
Pada tahun 1975, Paul Allen, pemrogram
muda yang bekerja ada perusahaan komputer Honeywall dengan teman masa
kecilnya William Bill Gates menawarkan interpreter BASIC kepada Ed
Robert, pemilik perusahaan MITS yang memproduksi komputer mikro Altair
8800 yang mempunyai RAM 4 KB. Kedua orang ini semasa di SMA sudah pernah
mendirikan perusahaan dengan nama Traf-O-Data, tetapi tidak sukses.
Ed
Robert berjanji akan membeli interpreter BASIC tersebut apabila ia bisa
berjalan di atas komputer Altair. Paul Allen dan Bill Gates
mengembangkan interpreter BASIC tersebut tanpa pernah melihat secara
langsung bentuk dari komputer Altair, apalagi menggunakannya. Apa yang
mereka andalkan adalah manual dari microprocessor Intel 8080
yang digunakan di Altair dan diagram dari komputer Altair itu sendiri.
Untuk mengujinya, mereka menjalankan interpreter BASIC-nya pada komputer
besar dan akhirnya merekam hasilnya ke pita kertas (paper tape).
Ketika Paul Allen akan mendemonstrasikan hasil kerjanya pada Ed Robert, dia teringat bahwa belum ditulis suatu program loader untuk membaca dan meletakkan interpreter BASIC yang ada di paper tape ke dalam main memory Altair. Paul Allen langsung menulis program loader
tersebut dalam bahasa mesin dan memanggil interpreter BASIC dari pita
kertas. Setelah beberapa menit, program berhasil masuk ke main memory.
Paul Allen menyadari bahwa dia dan Bill Gates telah membuat banyak
kesalahan di sana-sini, walaupun demikian, interpreter BASIC ini
akhirnya dapat berjalan juga di komputer mikro Altair dan Ed Robert jadi
membelinya. Untuk kedua kalinya, Paul Allen dan Bill Gates mendirikan
suatu perusahaan yang disebut dengan Microsoft, yang terkenal sampai
sekarang. Inilah cikal bakal dari BASIC yang terkenal itu.
Sebelum tahun 1980, sistem operasi (operating system - OS)
yang paling banyak digunakan dan dianggap sebagai standar dari OS
adalah CP/M-80 buatan Digital Research. Tetapi sejak tahun 1980,
Microsoft Corporation di Bellevue, Washington yang dikepalai oleh Bill
Gates, mengembangkan OS dengan nama MS-DOS (MicroSoft - DiskOperating
System) untuk komputer 16 bit.
MS-DOS dipergunakan di komputer mikro yang menggunakan microprocessor
Intel 8088 atau Intel 8086, sedang CP/M digunakan pada komputer mikro
yang menggunakan Intel 8080 (8 bit). Pada waktu itu, orang menganggap
bahwa MS-DOS sebagai standar OS untuk komputer 16 bit.
MS-DOS
dikembangkan dalam waktu yang sangat singkat, karena berasal dari
sistem operasi QDOS versi 0.10 yang dibuat oleh perusahaan Seattle
Computer Products. QDOS yang selanjutnya adalah MS-DOS dibuat dengan
menggunakan bahasa mesin (assembler) untuk dengan pertimbangan
terbatasnya memori dan juga kecepatan yang dimiliki oleh komputer
Altair. Pada bulan Juli 1981, Microsoft membeli hak cipta dari QDOS dan
mengubahnya sedikit untuk dijual kepada IBM. Sejak IBM memilih MS-DOS
untuk diterapkan pada IBM PC, yang kemudian diberi nama IBM PC-DOS,
lebih dari 50 pabrik komputer menggunakan MS-DOS untuk diterapkan pada
komputer buatannya.
Sebagai infromasi tambahan, memprogram dengan menggunakan bahasa mesin (assembly)
adalah merupakan mimpi buruk yang dialami oleh para pemrogram. Apalagi
jika memprogramnya dalam lingkungan DOS. Tidak jarang komputer menjadi hang ketika program yang sudah di-compile dijalankan.
Beberapa
tahun kemudian muncullah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dengan
menawarkan berbagai macam fungsi dalam pustakanya (library).
Akan tetapi, untuk membuat sebuah aplikasi bisnis berbentuk grafik masih
merupakan pekerjaaan yang cukup sulit untuk dilakukan. Jangankan
aplikasi berbentuk grafik untuk menangani permasalahan mencetak data ke
dalam printer saja sudah cukup untuk membuat pemrogram kesulitan. Belum
lagi untuk membedakan antara printer satu dengan yang lainnya, walaupun
keduanya mempunyai tipe yang sama, yaktu sama-sama dotmatrix, pemrogram
harus terlebih dahulu membuat sebuah program yang mengakomodasi semua
printer tersebut. Itulah gambaran kesulitan yang dialami oleh generasi
pertama pemrogram. Dibutuhkan lebih dari 20 tahun untuk mendapatkan
lingkungan pemrograman berbasis DOS yang cukup stabil.
Ketika komputer mikro tergusur oleh IBM PC, maka inilah zaman dimulainya era komputer pribadi (personal computer – PC) dengan antarmuka pemakai grafis (Graphical User Interface - GUI).
Dengan munculnya Microsoft Windows, para pemakai PC bisa bekerja dalam
lingkungan yang kaya grafis dan intuitif. Dengan GUI menyebabkan
aplikasi-aplikasi jauh lebih mudah dipelajari dan dipakai. Hal ini
sebagai ganti belajar mengetikkan dan menghafal perintah-perintah yang
panjang, para pemakai cukup memilih sebuah menu dengan mengklik tombol
mouse. Jendela-jendela pada layar memungkinkan pemakai untuk menjalankan
lebih dari satu program secara bersamaan (multi-tasking). Kotak-kotak dialog muncul ketika sebuah program membutuhkan konfirmasi dari pemakai.
Kendati
lingkungan ini sangat menyenangkan bagi pemakai, namun bagi para
pemrogram hidup tiba-tiba terasa lebih berat. Berpindah ke Windows bukan
hanya memindahkan aplikasi DOS ke dalam Windows, akan tetapi juga
meninggalkan pola pikir lama menuju sebuah lapangan pola pikir baru.
Mereka harus membuat dan memrogram windows, menu, tombol, textbox, font,
kotak dialog, dan beragam elemen lain beserta operasi-operasi di
dalamnya, bahkan untuk program yang paling sederhana sekalipun. Jadi
ketika Microsoft Windows diperkenalkan, para pemrogram merasa gembira
sekaligus tertekan. Gembira karena Windows memberikan platform baru
untuk menuliskan aplikasi grafis serta user-friendly, tertekan karena
Windows menyebabkan pekerjaan mereka menjadi jauh lebih rumit dan lebih
kompleks.
Sebagai contoh, sebuah
program sederhana untuk menampilkan suatu pesan ke layar bisa dituliskan
dalam empat baris perintah oleh pemrogram yang bekerja di bawah MS-DOS.
Program serupa untuk Windows, pada waktu itu, membutuhkan dua atau tiga
halaman kode dan pemrogramnya harus belajar cara mengontrol tombol,
textbox, menu, font, memori, dan sumber daya sistem lainnya. Akan tetapi
manfaat Windows bagi pemakai akhir (end user) memang pasti dan
dalam waktu sekejap orang-orang mulai membeli program-program yang
ditulis untuk Windows. Jadi para pemrogram profesional menggertakkan
giginya dan mulai menulis berhalaman-halaman kode.
Sejumlah
pemrogram berhasil memindahkan dirinya ke dalam lingkungan pemrograman
baru, sejumlah yang lain tertinggal di belakang. Pemrogram yang berhasil
tentunya harus membayar mahal dengan belajar lagi tentang apa dan
bagaimana memrogram dalam lingkungan Windows. Sedang pemrogram yang lain
tentunya bukan tanpa alasan kenapa ia memilih tetap menggunakan
lingkungan DOS sebagai basisnya. Ada yang mengatakan bahwa ia sudah tak
sanggup lagi belajar, namun ada juga berpendapat bahwa kemampuan Windows
masih diragukan. Maka hanya seleksi alamiahlah yang menentukan siapa
yang menang dan siapa yang kalah.
Pada tahun 1986, Dr. Bjarne Stroustrup meluncurkan bukunya yang sangat berpengaruh dengan judul The C++ Programming Language sebagai tanda dimulainya era pemrograman berorientasi objek (Object Programming Language -OOP). Pada tahun yang sama Intel meluncurkan microprocessor
32 bit yang pertama kali yakni 386. Banyak pemrogram profesional
Amerika menggunakan bahasa C++ sebagai bahasa pemrogramannya ketika
membangun suatu aplikasi yang berjalan di atas Windows. Pustaka-pustaka
class (class library) dibangun untuk membantu kecepatan pengembangan suatu aplikasi. Terutama class yang berhubungan dengan objek.
Banyak
orang percaya bahwa Windows mengawali masa berakhirnya pemrogram
amatir. Dalam dunia MS-DOS, para profesional dalam di bidang
non-komputer, biasanya mampu menulis aplikasi-aplikasi sederhana yang
membantu mereka dalam pekerjaannya, merampingkan perhitungan yang
membosankan, atau mengelola data dengan cepat. Jadi C++ bukanlah bahasa
yang tepat untuk mereka. Karena yang mereka butuhkan adalah bahasa
pemrograman yang cepat dan mudah dipelajari. Sementara C++ adalah bahasa
yang benar-benar berbeda dengan bahasa C sebelumnya karena mengandung
OOP.
Pada waktu itu, sebagian
besar pemrogram profesional membutuhkan waktu 6 bulan untuk akrab dengan
konsep OOP seperti pengkapsulan (encapsulation), pewarisan (inheritance), dan polimorfisme (polymorphism).
Namun bisakah setiap orang memahami hal-hal tersebut? Tentu tidak,
apalagi tuntutan pemrograman dalam Windows begitu rumit bahkan untuk
aplikasi yang paling sederhana sekalipun.
Tuntutan
ini terjawab pada 1991, ketika Microsoft memperkenalkan Visual Basic
versi 1.0. Sistem pemrograman Visual Basic mengemas kerumitan Windows
dengan cara yang benar-benar menakjubkan. Sejumlah besar pemrogram yang
kesulitan untuk mempelajari C++ atau pemrogram yang membutuhkan bahasa
pemrograman yang lebih mudah dan lebih produktif untuk lingkungan
Windows 3.0, dapat dengan mudah dan sukses pindah ke Visual Basic.
Dengan
mengkombinasikan kemampuan bahasa Basic dan peranti desain visual,
bahasa ini menyediakan kesederhanaan dan kemudahan pakai tanpa
mengorbankan kinerja atau fasilitas grafis yang menyebabkan Windows
menjadi lingkungan kerja yang begitu menyenangkan. Menu, tombol,
textbox, font, dan semua elemen lainnya dengan mudah dapat dirancang.
Dan semua fasilitas tersebut tidak membutuhkan lebih dari beberapa baris
pemrograman.
Visual Basic 1.0
adalah salah satu bahasa komputer pertama yang mendukung pemrograman
event-driven. Event-driven adalah gaya pemrograman yang sangat cocok
untuk antarmuka pemakai grafis. Secara tradisional, pemrograman adalah
sesuatu yang berorientasi pada proses dan langkah demi langkah. Sebagai
ganti menuliskan sebuah program yang mengeplot setiap langkah dalam
urutan tepat, pemrogram menuliskan sebuah program yang bereaksi terhadap
tindakan pemakai seperti memilih sebuah menu, mengklik jendela, atau
menggerak mouse. Suatu program yang besar dapat diganti dengan kumpulan
miniprogram yang dipicu oleh event-event yang dilakukan oleh pemakai.
Dan dengan Visual Basic, aplikasi seperti ini bisa dituliskan dengan
cepat dan mudah. Sebagaimana kata Visual yang tersirat,
pemrograman dilakukan secara visual. Ini berarti bahwa sebuah aplikasi
sudah terlihat hasilnya walaupun belum dijalankan. Letak dan ukuran
menu, textbox, tombol, dan elemen lainnya dapat dirancang dengan
menggunakan mouse dan keyboard.
Peredaran
awal Visual Basic sukses besar, terjual puluhan ribu copy dan meraih
penghargaan-penghargaan dari hampir semua majalah komputer. Pada musim
gugur tahun 1992, Visual Basic versi 2.0 diluncurkan dengan menawarkan
kehebatan dan fasilitas-fasilitas penting.
Untuk
memenuhi untuk tuntutan dari para pemrogram seiring dengan perkembangan
bisnis perusahaan, beberapa tahun kemudian Visual Basic 3.0 diluncurkan
dengan kinerja yang sudah ditingkatkan. Bukan hanya DAO (Data Access Object - yang berfungsi untuk mengakses database) sudah ditambahkan, tapi juga akses data visual dengan kontrol data (data control) juga sudah diberikan. Aplikasi data-browsing dapat dengan mudah dilakukan tanpa menulis kode. Kontrol OLE (Object Linking and Embedding) juga sudah ditambahkan.
Seiring
dengan perkembangan teknologi microprocessor yang telah berbasis 386 ke
teknologi Pentium, Microsoft pun kemudian meluncurkan Windows 32
bit-nya yang pertama kali yakni Windows 95. Windows 95 sangat terkenal
karena menampilkan GUI dengan konsep baru yang lebih memudahkan pemakai
dalam menjalankan aplikasi. Untuk menjembatani perubahan dari Windows
3.11 (16 bit) ke dalam Windows 95, Microsoft meluncurkan Visual Basic
4.0 yang menawarkan 2 compiler yang terpisah dan berbeda, yang satu
untuk pengembangan windows 16 bit dan yang lain untuk windows 32 bit.
Pada versi ini, pemrogram sudah dapat membangun program dengan
berbasiskan Componen Object Model (COM) yang mendukung kemampuan untuk membuat Dynamic-Link Libraries (DLLs). Inilah untuk kali pertama konsep OOP diterapkan dalam Visual Basic.
Kemampuan
untuk membangun dan mendistribusikan ActiveX Control diberikan pada
Visual Basic 5.0. Dengan ditemukannya teknologi ActiveX, baik berbentuk
Active DLL (COM) ataupun ActiveX Control (OCX), sebuah pasar baru yang
juga berarti peluang dan pekerjaan baru telah tercipta. Adalah Dan Appleman, penulis buku Developing ActiveX Components with Visual Basic 5.0,
mengatakan "ActiveX: Is It Technology or Is It Marketing?" Teknologi
ActiveX telah menciptakan dan menumbungkan semangat baru dalam dunia
pemrograman. Hari ini, lebih dari 1000 macam ActiveX Control telah
diciptakan dan beredar di pasar dan lebih banyak lagi sedang
dikembangkan.
Meskipun ActiveX
Document juga sudah diberikan pada Visual Basic 5 untuk dukungan
terhadap internet, namun tetap saja hal ini belumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhan pemrograman dalam membuat aplikasi berbasis internet.
Menanggapi hal ini, pada 1998, Microsoft meluncurkan Visual Basic 6.0
dengan 3 fitur projek baru: Data Project, DHTML Application, IIS
Application. Dengan 3 senjata baru ini, diharapkan pemrograman Visual
Basic sudah mampu untuk membuat aplikasi internet yang handal. Namun
ternyata, meskipun 3 fitur baru sudah diberikan hal itu belumlah cukup
untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Dunia pemrograman
membutuhkan lebih dari itu, revolusi Internet.
Revolusi Bisnis
Sebagaimana
mungkin yang sudah Anda ketahui, hari ini, dunia bisnis telah
berkembang begitu pesat. Perusahaan-perusahaan menyadari bahwa dengan
menggunakan komputer-komputer yang terkoneksi dalam suatu jaringan
beserta dengan komputer servernya, dapat mengubah cara mereka berbisnis.
Informasi dapat dengan mudah dibagi-bagikan dari departemen satu ke
departemen yang lain.
Lambat laut
seiring dengan perkembangan bisnis, dunia bisnis membutuhkan suatu
aplikasi yang cepat dan tepat dalam pengembangan. Bukan hanya aplikasi
yang mampu memecahkan masalah yang dihadapi sekarang, akan tetapi juga
permasalahan yang mungkin terjadi di masa-masa yang akan datang.
Era dunia bisnis tanpa batas (business without boundaries)
pun datang ditandai dengan kelahiran internet. Perdagangan yang selama
ini menggunakan metode konvensional berubah menjadi metode digital. Dari
pemasaran secara langsung dari pintu ke pintu (door-to-door) menuju pemasaran secara online melalui internet.
Gambar I - 1 Bisnis Tanpa Batas
Internet
telah merevolusi cara kita berkomunikasi. Dari komunikasi secara analog
menjadi komunikasi secara digital. Internet membawa suasana baru dalam
bertukar informasi dan hiburan. Bahkan internet menambahkan kata "e"
dalam "commerce" (perdagangan), maka muncullah istilah e-commerce.
Namun
bukan berarti internet tidak mempunyai kekurangan. Sampai hari ini,
Internet tidak lebih dari sekedar "koran". Anda hanya bisa melihat teks
dan gambar yang terdapat di dalamnya, sedang untuk mengedit, menganalisa
ataupun memanipulasi data merupakan suatu hal yang sulit untuk
dilakukan. Walaupun fitur personalisasi sudah diterapkan, akan tetapi
Anda harus selalu mengaturnya ke setiap situs yang Anda kunjungi. Hal
ini menimbulkan pekerjaan yang sama terjadi berulang lagi. Belum lagi
Anda harus beradaptasi dengan teknologi yang digunakan oleh situs
tersebut. Cobalah menghitung berapa banyak waktu Anda yang terbuang
dengan percuma.
Masalah ini akan berlipat ganda jika Anda menggunakan menggunakan lebih dari satu PC atau mobile device.
Untuk mengakses informasi Anda secara online seperti e-mail dan data
penting lainnya, Anda harus berjuang dengan banyak antarmuka yang
seringkali tidak cocok satu sama lain. Cobalah menghitung berapa banyak
kerugian yang Anda derita.
Bagi
pemrogram Web, alat untuk membangun, menguji dan memasang solusi bagi
permasalahan di atas sangatlah tidak mencukupi. Situs yang ada sekarang
lebih banyak menampilkan hal-hal yang sifatnya atraktif dibanding dengan
situs yang bermanfaat. Tak satupun di antara mereka yang memakai siklus
hidup perangkat lunak (software life cycle), mulai dari
analisa, perancangan, pengujian, instalasi sampai dengan pemeliharaan
secara efektif dan efisien. Sampai kapankah hal ini akan terjadi?
Microsoft .NET
Jawabannya
datang ketika Microsoft memperkenalkan Microsoft .NET. Microsoft .NET
akan memungkinkan pemakai mengakses informasi mereka, file-file penting
atau program mereka kapan saja, dimana saja, dalam platform atau alat
apa saja. Inilah visi utama dari Microsoft .NET.
Ide
dasar dari Microsoft .NET adalah mengubah dari situs Web perseorangan
atau peralatan yang terkoneksi dengan internet, menuju konstelasi
komputer, alat, dan service yang bekerja sama untuk menghasilkan solusi
yang lebih luas dan lebih kaya. Pemakai dapat mengontrol penuh kapan dan
dimana serta informasi apa akan dikirimkan kepadanya. Ia tidak harus
mengetahui dimana informasi itu berada dan bagaimana cara ia
memperolehnya. Sebagai contoh, beberapa tahun yang akan datang,
Microsoft dan perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengannya, akan
menghentikan model pengiriman software melalui CD. Sebagai gantinya,
software akan dikirim melalui Web Services di atas internet. Customer
tidak lagi akan membeli software, kemudian menginstall dan memeliharanya
di komputer mereka, sebagai gantinya mereka akan menyewa software
beserta dengan fitur-fitur yang dibutuhkan. Software akan di-download,
di-install, dan dipelihara oleh Web Service. Adapun masalah update dan
perbaikan akan dilakukan secara otomatis melalui internet. Pada masa
ini, jika Anda ingin menggunakan software untuk menangani sebuah proyek,
seperti program CAD/CAM yang mahal, namun tidak ingin membelinya, Anda
dapat menggunakannya melalui Web Service dan akan dikenakan ongkos sewa
selama menggunakannya. Salah manfaat dari metode ini adalah pembajakan
software selama ini terjadi dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.
Inilah salah misi yang dipikul oleh Microsoft .NET.
Adapun misi selengkapnya dari Microsoft .NET antara lain:
- Software as service – Sebagaimana penjelasan di atas, software akan berfungsi layaknya sebuah service. Sistem pembelian suatu software tidak lagi berlaku, sebagai gantinya akan diberlakukan sistem sewa.
- XML enabled – Tidak seperti HTML, yang dirancang untuk mengontrol penampakan informasi secara statis, XML sepenuhnya dirancang untuk pengiriman data terstruktur dari komputer ke komputer yang lain, atau dari mobile device satu ke mobile device yang lain , atau dari Web Service satu ke Web Service lain. Hal ini bisa terjadi karena XML juga dapat diprogram dan diedit sesuai dengan kebutuhan.
- Range of smart device – Bukan hanya Pocket PC, yang di dalamnya terdapat Windows CE, yang didukung oleh Microsoft .NET namun juga Web TV, handphone, service server, dan peralatan lainnya.
Gambar I - 2 Macam-macam Smart Device
- New user experience – Pengalaman-pengalaman baru akan hadir menjumpai pemakai dalam berinteraksi dengan komputer atau peralatan lainnya. Pengalaman itu seperti memasukkan data melalui suara (speech recognition), tulisan tangan (handwriting), dan lain-lainya.
Ketika
DOS menjadi sistem operasi standar yang digunakan pada PC, ia membuka
peluang bagi pemrogram perangkat lunak perseorangan (independent software developer – ISD)
untuk membangun program-program baru yang berjalan di atas DOS. Windows
kemudian datang dan membawa ISD ke tingkat yang lebih tinggi. Dari
aplikasi berbasis DOS yang berupa teks, ke dalam lingkungan yang kaya
grafis (GUI) dan intuitif.
Walaupun
era aplikasi Windows masih terus berjalan, namun dunia bisnis tampaknya
akan berubah sekali lagi. Gambar I-3 menunjukkan bahwa gejala perubahan
dari aplikasi yang diperjualbelikan menjadi aplikasi yang di-service-kan.
Inilah masa peralihan baru dalam dunia bisnis. Beberapa tahun yang akan
datang, Anda akan melihat orang menggunakan aplikasi Microsoft Office
yang berjalan di atas aplikasi Internet Explorer atau Netscape
Communicator. Ia akan menulis sebuah tulisan pada Microsoft Word dan
secara bersamaan menggunakan Microsoft Excel untuk melalui beberapa
perhitungan tertentu.
Dunia
pemrograman pun juga akan mengalami perubahan, sistem royalti atau
lisensi yang selama ini masih digunakan, secara lambat namun pasti akan
diganti dengan sistem sewa. Komputer, mobile device, dan service akan berkolaborasi menjadi satu dalam sebuah "orkestra" baru yang berjudul Microsoft .NET. Pada majalah Business Weeks,
edisi Asia, yang diterbitkan pada tanggal 4 Juni 2001, Bill Gates
mengatakan "We're not playing catch-up. We're back in a pioneering
position." (Kami bukan bermain kejar-mengejar. Kami kembali menduduki posisi pelopor).
Sekarang, Microsoft tidak lagi membatasi membatasi dirinya untuk
bermain di lapangan tertentu saja (misalnya software server dan desktop)
akan tetapi telah memutuskan untuk bermain di seluruh lapangan yang
ada. Bahkan lapangan yang belum ada sekalipun pasti akan dimasukinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar